Analisis kuadrant merupakan sebuah tool analisis yang sudah sangat populer digunakan, terutama pada dunia marketing research. Analisis ini menggunakan dua aksis yang dianggap memiliki nilai penting untuk sekumpulan kategori produk yang dianggap sejenis. Misalkan merek pada suatu kategori produk susu, dinilai berdasarkan nilai harga dan persepsi kualitasnya menurut konsumen. Kemudian sekumpulan merek ini dipetakan berdasarkan kedua atribut tersebut. Dengan menentukan titik potong batas kualitas dan harga pada masing-masing aksis, maka akan terbentuklah empat kuadrant. Merek-merek tersebut kemudian dapat terpetakan dan para pemasar dapat melihat dengan mudah bagaimana kondisi suatu merek terhadap harga dan kualitas menurut konsumen, sehingga memudahkan mereka untuk mengetahui dimana posisi merek mereka di mata konsumen kemudian mengambil tindakan apa yang mesti mereka lakukan agar merek yang mereka ingin pasarkan berada pada kuadrant yang mereka inginkan.
Analisis kuadrant ini diadopsi untuk data TFR dan CPR untuk suatu wilayah. TFR adalah Total Fertility Rate atau angka kelahiran total yaitu jumlah rata-rata anak yang dilahirkan seorang wanita sepanjang masa reproduksinya. CPR adalah Contraceptive Prevalensi Rate atau angka prevalensi kontrasepsi PUS (Pasangan Usia Subur) atau lebih mudahnya persentase PUS yang menggunakan kontrasepsi terhadap semua PUS yang ada. CPR merupakan salah satu faktor intermediate variable menurut teori Blake & Davis (1965) yang sangat berpengaruh terhadap TFR. Oleh karena itu secara logika sederhana jikat CPR tinggi (kesertaan ber KB tinggi) maka TFR seharusnya rendah. Walaupun pada kenyataannya tidak sesederhana seperti itu karena TFR (total fertilitas rate) dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya seperti tingkat pendidikan, usia pertama kawin dan lain sebagainya. Analisis kuadran TFR vs CPR walaupun tidak sempurna menghubungkan kedua variable tersebut namun cukup membantu dalam memetakan permasalahan wilayah-wilayah menurut kategori kuadran tersebut.
Berikut adalah pembagian kuadran yang dihasilkan dari analisis kuadran.
Adapun penjelasannya mengenai setiap kuadran adalah sebagai berikut :
Kuadrant I : TFR dan CPR sama-sama tinggi
Kuadrant ini dapat dipandang cukup aneh karena bagaimana mungkin CPR sudah tinggi tapi mengapa TFR nya juga tinggi. Namun disini dapat menjadi evaluasi bagi pelaksana program KB dimana walaupun CPR nya tinggi namun TFR nya juga tinggi, karena salah satu dari kondisi dibawah ini terjadi:
- peserta KB sudah tidak efektif menggunakan KB seperti alat/obatnya tidak efektif atau mudah drop out
- peserta yang ikut KB telah memiliki anak yang sudah banyak
- peserta KB nya sudah berusia tua
- pernikahan usia muda nya tinggi
Kuadrant II : TFR Rendah dan CPR Tinggi
Kuadrant ini dianggap kuadrant yang "normal". TFR rendah karena CPR nya tinggi, tentu ini adalah kondisi yang diharapkan.
Kuadrant III : TFR Rendah dan CPR Rendah
Rendahnya fertilitas pada wilayah-wilayah yang masuk dalam kategori ini bisa jadi disumbangkan oleh faktor lain diluar kontrasepsi atau KB. Seperti diketahui bahwa faktor penentu fertilitas antara lain usia menikah yang sudah dewasa, tingkat pendidikan yang tinggi, dan lainnya.
Berikut adalah pembagian kuadran yang dihasilkan dari analisis kuadran.
Analisis Kuadran antara TFR dan CPR Modern |
Adapun penjelasannya mengenai setiap kuadran adalah sebagai berikut :
Kuadrant I : TFR dan CPR sama-sama tinggi
Kuadrant ini dapat dipandang cukup aneh karena bagaimana mungkin CPR sudah tinggi tapi mengapa TFR nya juga tinggi. Namun disini dapat menjadi evaluasi bagi pelaksana program KB dimana walaupun CPR nya tinggi namun TFR nya juga tinggi, karena salah satu dari kondisi dibawah ini terjadi:
- peserta KB sudah tidak efektif menggunakan KB seperti alat/obatnya tidak efektif atau mudah drop out
- peserta yang ikut KB telah memiliki anak yang sudah banyak
- peserta KB nya sudah berusia tua
- pernikahan usia muda nya tinggi
Kuadrant II : TFR Rendah dan CPR Tinggi
Kuadrant ini dianggap kuadrant yang "normal". TFR rendah karena CPR nya tinggi, tentu ini adalah kondisi yang diharapkan.
Kuadrant III : TFR Rendah dan CPR Rendah
Rendahnya fertilitas pada wilayah-wilayah yang masuk dalam kategori ini bisa jadi disumbangkan oleh faktor lain diluar kontrasepsi atau KB. Seperti diketahui bahwa faktor penentu fertilitas antara lain usia menikah yang sudah dewasa, tingkat pendidikan yang tinggi, dan lainnya.
Kuadrant IV: TFR Tinggi dan CPR Rendah
Wilayah-wilayah yang muncul pada kuadrant ini adalah wilayah yang memerlukan penggarapan program KB secara serius hal ini dikarenakan masih tingginya peluang untuk meningkatkan kesertaan ber KB para PUS sehingga TFR dapat diturunkan.
Demikian tulisan sederhana tentang Analisis Kuadran antara CPR dan TFR semoga membawa manfaat. Analisis kuadran lainnya juga dapat diterapkan pada variable yang lain untuk mendapatkan hasil analisis lain yang menarik sesuai dengan tujuan dan pertanyaan analisis yang ingin diketahui.
silakan masukkan komen atau request tentang tulisan kependudukan yang kalian inginkan pada komen dibawah. jangan lupa untuk join menggunakan google + untuk mendapatkan update dari blog ini. (klik follow di kolom kanan).
Demikian tulisan sederhana tentang Analisis Kuadran antara CPR dan TFR semoga membawa manfaat. Analisis kuadran lainnya juga dapat diterapkan pada variable yang lain untuk mendapatkan hasil analisis lain yang menarik sesuai dengan tujuan dan pertanyaan analisis yang ingin diketahui.
silakan masukkan komen atau request tentang tulisan kependudukan yang kalian inginkan pada komen dibawah. jangan lupa untuk join menggunakan google + untuk mendapatkan update dari blog ini. (klik follow di kolom kanan).