Kali ini saya akan menshare tentang transisi demografi. Transisi demografi adalah sebuah teori yang menjelaskan bahwa perubahan jumlah penduduk yang sebabkan oleh faktor fertilitas dan mortalitas alamiah pada suatu penduduk. Selain faktor fertilitas (birth rate/kelahiran) dan mortalitas (death rate - mortalitas), transisi demografi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti tingkat kesehatan, keadaan geografis, kebijakan politis, kemajuan IPTEK dan perubahan pola pikir masyarakan dan laiinya. Kesemua faktor-faktor tersebut secara tidak langsung mempengaruhi fertilitas dan mortalitas dan pada akhirnya mempengaruhi pula transisi demografi.
Menurut Lee (2003), transisi demografi
menjelaskan perubahan dari kondisi
fertilitas dan mortalitas tinggi pada pada masyarakat pra-industri atau pertanian
perdesaan (rural agrarian) menjadi
fertilitas dan mortalitas rendah pada masyarakat industri atau industri
perkotaan (urban industrial).
Teori transisi demografi terbagi menjadi 4 tahap dan dapat dilihat pada gambar berikut:
Transisi Demografi |
Tahap I : Fertilitas Tinggi dan Mortalitas Tinggi
Pada jaman dahulu selama berabad-abad jumlah penduduk tidak tumbuh terlalu tinggi padahal saat itu tingkat fertilitas juga sangat tinggi. Jumlah penduduk tetap pada level yang rendah walaupun tingkat fetilitas yang rendah diakibatkan oleh tingkat mortalitas yang tinggi. Sehingga fertilitas tinggi dan juga mortalitas tinggi akan mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk tidak besar.
Pertumbuhan Penduduk Dunia |
Perhatikan gambar diatas, jumlah penduduk dunia baru mencapai jumlah 1 milyar pada tahun 1800 san. Sementara itu untuk menjadi Milyar ke dua, ke tiga, dan seterusnya hanya memerlukan beberapa tahun saja.
Pada tahapan ini tingkat teknologi digolongkan pada Pre Industrial atau kehidupan penduduk pada saat itu masih mengandalkan sektor pertanian primer yang belum banyak menggunakan teknologi. Jumlah penduduk tetap rendah karena fertilitas tinggi dan mortalitas juga tinggi.
Tahap II : Fertilitas Tinggi dan Mortalitas rendah
Seiring perkembangan teknologi dimotori dengan adanya revolusi Industri di Eropa antara tahun 1750-1850, tingkat perekonomian meningkat diikuti dengan peningkatan teknologi kesehatan seperti penemuan obat-obatan baru seperti antibiotik. Semua itu menyebabkan angka kematian/mortalitas menurun dengan drastis. Kecepatan penurunan angka kematian ini tidak secara langsung diikuti dengan kebiasaan masyarakat pada saat itu untuk menurunkan angka kelahiran sehingga teknologi untuk menghambat kelahiran tidak secepat itu muncul dan diserap oleh masyarakat. Hal ini menimbulkan tingginya angka fertilitas (kelahiran) dan rendahnya angka kematian, sehingga jumlah penduduk mulai meningkat dengan pesat.
Tahap III : Fertilitas mulai menurun dan Mortalitas tetap menurun dengan kecepatan melambat
Ledakan penduduk akibat dari menurunnya tingkat mortalitas menyebabkan mulai munculnya teknologi untuk menghambat kelahiran, alat/obat dan metode kontrasepsi mulai ditemukan. Hal ini menyebabkan angka kelahiran perlahan mulai menurun. Ini menyebabkan percepatan jumlah penduduk melambat walaupun jumlah penduduk tetap meningkat.
Tahap IV: Fertilitas rendah dan Mortalitas rendah
Pada saat ini tingkat fertilitas menjadi rendah sendangkan tingkat mortalitas juga rendah, ini mengakibatkan tingkat pertumbuhan penduduk menjadi sangat rendah.
Dampak Transisi Demografi terhadap Kependudukan
Transisi Demografi berdampak pada perubahan
struktur umur suatu penduduk. Transisi demografi juga terjadi di Indonesia. Indonesia pada awal tahun 1960an mengalami baby boom karena saat tersebut kondisi sehabis perang mempertahankan kemerdekaan (kondisi damai, penduduk mulai kawin dan berkembang biak) dan mulai masuknya obat-obatan antibiotik sehingga menyebabkan angka fertilitas meningkat dan tingkat kematian yang menurun drastis. Kemudian pada awal 1970han Indonesia mulai menerapkan program KB Nasional yang dalam 30 tahun angka fertilitas mulai menurun dari TFR (Total Fertility Rate) dari 5,6 tahun 1971 menjadi 2,3 tahun 2000.
Kondisi tersebut menyebabkan Indonesia mengalami perubahan struktur umur, yang tadinya penduduk sebagian besar adalah penduduk muda (0-15 tahun), secara perlahan berubah dimana jumlah penduduk sebagian besar kini mulai terpusat pada usia produktif yaitu (15-64 tahun) dan jika kondisi penurunan TFR terus terjadi maka jumlah penduduk sebagian besar akan bergeser menjadi penduduk tua atau yang disebut dengan aging population.
Perubahan struktur umur pada suatu penduduk berdampak pada jenis kebutuhan apa yang diperlukan oleh penduduk tersebut. Misalkan jika penduduk sebagian besar adalah penduduk muda misalkan 0-5 tahunnya besar maka kebutuhan kesehatan dasar sangat diperlukan, atau misalkan penduduk kebanyakan adalah penduduk usia produktif 15-64 tahun maka penyediaan lapangan pekerjaan, pelatihan-pelatihan dan hal-hal yang dapat menunjang produktifitas penduduk menjadi penting untuk disediakan.
Demikian pembahasan mengenai transisi demografi, mudah-mudahan dapat dimengerti dengan baik ya. Seperti diuraikan tadi bahwa Indonesia sedang mengalami Transisi Demografi. Transisi Demografi di Indonesia menyebabkan Indonesia berkesempatan mengalami Bonus Demografi. Bonus Demografi adalah keuntungan ekonomi suatu negara yang diakibatkan karena jumlah penduduk produktif yang besar pada suatu penduduk sehingga harus dimanfaatkan sebaik-baiknya karena Bonus Demografi hanya terjadi 1 kali pada setiap penduduk. Mengapa demikian? Nah silakan menunggu Posting selanjutnya yang berjudul Bonus Demografi. InsyaAllah akan saya jelaskan lebih mendetail disana.
No comments:
Post a Comment